Setelah
sholat isya’ saya tasmi’ Qur’an dengan seorang teman. Tasmi’ artinya
mendengarkan. Istilah tersebut digunakan oleh para penghafal quran untuk
menamai kegiatan simakan. Seorang hafizh melancarkan hafalannya kemudian
temannya mendengarkan sambil melihat Qur’an. Inilah yang disebut tasmi’an atau
simakan.
Saat
itu saya membaca surat Aro’d surat ke 13. Ketika sampai ayat 38, saya pikir
ayat ini merupakan dalil yang memperkokoh posisi Habib sebagai dzuruyyah Nabi
Muhammad SAW. Ar-ro’d: 38
ولقد أرسلنا رسلا من قبلك وجعلنا لهم أزواجا وذرية
Artinya:
“Sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rosul sebelum kamu (Muhammad) dan
kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.”
Perhatikan
kalimat أزواجا وذرية . Artinya istri-istri dan keturunan.
Ini menunjukan bahwa setiap rosul memiliki istri dan keturunan. Ibn Katsir
dalam tafsirnya hanya menyebutkan dua hadits yang menyatakan bahwa sebagian
sunah para Nabi adalah menikah. (Tafsir Ibn Katsir, Juz 2, Hlm 466-467, cet. Darul
Kutub Al-ilmiyah). Maka dapat dipastikan bahwa setiap Rosul memiliki istri. Lalu
bagaimana dengan dzurriyah?
Dalam
ayat itu Ibn Katsir tidak menjelaskan tentang dzurriyah para nabi. Padahal untuk
membuktikan kebenaran ayat itu, maka setiap rosul harus memiliki istri dan
keturunan. Jika mereka tidak memilikinya berarti ayat itu salah. Apakah mereka
memiliki dzurriyah (keturunan)?
Mari kita lihat sejarah.
Nabi adam menikah dengan Hawa. Beliau memiliki banyak anak. Di antaranya
adalah Qabil , Habil , Syits. Nabi Idris adalah keturunan Nabi adam
melalui Syits. Nabi Nuh adalah keturunan Nabi Idris melalui Mawasyalah. Nabi Hud adalah keturunan Nabi
Nuh melalui Sam. Lihat selengkapnya di http://www.kawansejati.org/content/nasab-istri-dan-anak-para-nabi-dan-rasul
Nabi
Ibrohim yang merupakan keturunan Nabi Sholih memiliki dua anak yang juga Rosul,
bernama Ismail dan Ishaq. Ishaq memiliki anak bernama Ya’kub yang kemudian
dijuluki isra’il. Maka dari itu seluruh
keturunan beliau disebut bani isra’il. Dari keturunan Ya’kub inilah
kebanyakan Rosul berasal termasuk nabi Musa dan Nabi Isa. Bagaimana dengan Nabi
Isa. Bukankah beliau tidak menikah? Lalu bagaimana mungkin beliau memiliki
keturunan.
Jawaban
saya:
Siapa
bilang beliau tidak memiliki istri dan keturunan? Aro’d jelas mengabarkan bahwa
setiap Rosul memiliki istri dan keturunan. Begitu pula hadits-hadits nabi. Lalu
bagaimana anda mengingkari kabar dari Qur’an dan Hadits?
Saya
kasih tahu bahwa Nabi Isa sebenarnya memiliki istri dan keturunan. Hanya saja
orang-orang Kristen merahasiakan sejarah ini. Saya tidak tahu alsannya. Namun ada
dua kemungkinan mengapa mereka menyembunyikan sejarah tersebut. Pertama;
mungkin mereka hawatir orang-orang yahudi akan membunuh keturunan beliau. Kedua;
jika Nabi Isa ketahuan memiliki keturunan maka doktrin greja bahwa beliau tidak
menikah langsung runtuh. Dan ini sangat merugikan gereja. Maka dari itu mereka
harus mengingkari adanya keturunan Nabi Isa.
Bagaimanapun
alasannya yang pasti injil menceritakan bahwa Nabi Isa memiliki istri dan
keturunan. Istri pertama beliau bernama Maria
Magdalena. Istri kedua bernama Lydia. Kemudian di dalam Kisah Para Rasul, pasal
6 ayat 7, dijelaskan bahwa pada tanggal 14 Juni tahun 37 Masehi, lahirlah anak
Nabi Isa yang pertama, yaitu Yesus Justus yang berbunyi : “and the words of God continued to spread”.
Pada tanggal 10 April tahun 44 Masehi, lahirlah anak Yesus yang
ketiga yang tidak dijelaskan namanya. Untuk lebih jelasnya silahakan baca hasil
penelitian Prof. Dr. Barbara Tiring. Saya sudah
menyalinnya. Silahkan baca selengkapnya di artikel Nabi Isa Ternyata Menikah bahkan Poligami
Sekarang
kita Tanya kepada Firanda dan para wahabiyun. Apakah kalian masih mengingkari
kebenaran nasab habib sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW sebagaimana orang Kristen
mengingkari keturunan Nabi Isa As? Jika iya berarti kalian tasyabuh bilkufar. Bukankah
begitu wahai Firanda?!!
2 comments:
Lucu men cara nafsirkan ayat..
Lucu men cara nafsirkan ayat..
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini