Sebagian
orang mengatakan bahwa memerangi musuh adalah jihat kecil. Adapun jihad besar
adalah memerangi hawa nafsu. Mereka berdalih dengan sebuah riwayat dari Jabir
Ra, ia berkata, “Ada sepasukan
datang menghadap Rosululloh SAW setelah berperang. Beliau bersabda kepada
mereka: Kalian baru datang dari jihad kecil menuju jihad besar. Mereka
bertanya, apa itu jihad besar wahai Rosulalloh? Beliau menjawab, Jihad seorang
hamba mengendalikan hawa nafsunya.”1
Hadits
serupa juga diriwayatkan oleh Abu Bakar Asy-Syafi’i dalam Fawa’id Al muntaqoh
dan Al Baghdadi dalam Tarikh Baghdadi. Dengan hadits ini mereka bermaksud
memalingkan orang lain dari memahami pentingnya perang, persiapan untuknya,
tekad untuk menegakannya, dan menyiapkan berbagai sarananya.
Menanggapi hal
itu, Asy-syahid Hasan Al-Bana mengatakan: Adapun status hadits di atas
sebenarnya bukanlah hadits shohih. Al-hafiz Ibn hajar dalam kitab tasdidul Qous
mengatakan: Hadits itu memang masyhur, namun sebenarnya itu adalah ucapan
Ibrohim ‘Ablah. Imam Iroqi dalam Takhrij Hadits-Hadits Ihya’ Ulumiddin
mengomentari hadits itu dan berkata: Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad
do’if. Jika saja hadits itu shohih, maka sama sekali tidak benar jika dipahami
untuk memalingkan orang lain dari perang. Namun artinya adalah kewajiban bagi
seseorang untuk memerangi dirinya sehingga bersihlah seluruh amalnya hanya
karena Alloh.2
Dengan
demikian, jelaslah bahwasanya riwayat tentang jihad akbar, atau riwayat lain
yang senada dengan riwayat tersebut, sama sekali tidak bisa digunakan sebagai
hujjah untuk memalingkan umat Islam dari berperang. Analognya seperti ini. Ada
seorang kuli selesai melakukan sebuah pekerjaan. Kemudian bosnya bilang: “kamu
baru selesai dari pekerjaan kecil dan akan melakukan pekerjaan besar.” Meski
yang dilakukan oleh kuli itu adalah pekerjaan kecil, namun tetap saja itu
merupakan sebuah pekerjaan. Sama halnya dengan perang. Meskipun perang melawan
musuh disebut jihad kecil, namun perang
tetap merupakan jihad.
Perhatikan
sabda Nabi “Kalian baru datang dari
jihad kecil.” Dengan jelas Nabi mengatakan berperang, sebagai jihad kecil. Beliau sama sekali
tidak menafikan bahwa berperang termasuk jihad. Lalu bagaimana riwayat itu digunakan sebagai dalil untuk
mengatakan perang bukan bagian dari jihad? Allohumma
subhanak hadza buhtan ‘azim. Maha Suci Engkau Ya Alloh, ini adalah
kebohongan yang besar.
Refrensi:
1.
Al-baihaqi, kitab zuhd hlm 165 no.373
2.
Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Juz 2 hlm 42, edisi terjemahan
cet. Ke 10, intermedia
0 comments:
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini