Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Monday, May 13, 2013

Doa Qunut


Assalamualikum..!Minta penjelasan masalah do’a qunut

Jawab:
Wa ‘alaikum salam.

Mengenai Doa Qunut, semua ulama sepakat bahwa hukumnya sunah. Hanya saja mereka berbeda pendapat mengenai tempatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Bidayatul Mujtahid Wanihayatul Muqtashid, sebagai berikut:
(المسئلة التاسعة) اختلفوا في القنوت فذهب مالك الي أن القنوت في صلاة الصبح مستحب وذهب الشافعي الي أنه سنة وذهب أبو حنيفة الي أنه لا يجوز القنوت في صلاة الصبح وأن القنوت إنما موضعه الوتر

Artinya: “(Masalah ke Sembilan): Para Ulama berbeda pendapat dalam masalah Doa Qunut. Menurut Imam Malik, hukumnya mustahab (Sunah) di dalam sholat shubuh. Menurut Imam Syafi’I hukumnya sunah. Menurut Abu Hanifah, Doa Qunut tidak disunahkan dalam sholat shubuh. Adapun tempat Doa Qunut adalah dalam sholat witir.”

Mengenai sebab-sebab perbedaan pendapat itu adalah dalil yang mereka gunakan berbeda-beda. Imam Malik dan Imam Syafi’I menggunakan riwayat yang menerangkan bahwa Rosululloh SAW melakukan Doa Qunut dalam sholat shubuh. Sedangkan Imam Abu Hanifah menggunakan riwayat bahwa Rosululloh melakukan Doa Qunut dalam sholat witir. (Bidayatul Mujtahidin Wa Nihayatul Muqtashidin, hlm 95).

Dalam madzhab Syafi’I dijelaskan bahwa Doa Qunut merupakan salah satu dari sunah ab’adh sebagaimana yang diterangkan dalam Kitabul Fiqhi ‘Alal Madzahib Al-Arba’ah, sebagaiberikut:

والسنة التي من أبعاض الصلاة إذا تركت عمدا ف‘نها تجبر بسجود السهو وعدد الأبعاض عشرون الأول القنوت في اعتدال الركعة الأخيرة من الصبح .

Artinya: Adapun sunah ab’adh sholat apabila ditinggalkan secara sengaja maka dapat ditambal dengan sujud sahwi, Jumalahnya adalah 20, pertama Do’a Qunut dalam I’tidal rokaat terahir dari sholat shubuh.(Kitabul Fiqhi ‘Alal Madzahib Al-Arba’ah Juz 1 hlm 220, cet, Darul Kutub Al-Ilmiyah)

Demikianlah penjelasan mengenai Do’a Qunut. Kesimpulannya seluruh ulama sepakat bahwa Doa Qunut hukumnya sunah. Perbedaannya hanya dalam menentukan tempat pembacaannya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalil yang digunakan. Untuk mengetahui dalil-dalil para ulama dan cara istinbatnya, saya persilahkan untuk membaca kitab Adilatul Mujtahidin karya Syekh Abdul Wahab Asy’sya’roni. Wallohu a’lam.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates