Sekali lagi kita
temukan Bukti Kebohongan Wahabi. Dalam suatu dialog membahas
apakah pahala yang dikirim kepada mayyit akan sampai, wahabi melakukan
kebohongan atas kitab Ibn Katsir, sebagai berikut.
عَنْ عاَ ئِشَةَ أَنَّ رَجُلاً أَ تَى
النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلِّم فَقَالَ , يَا رَسُولَ الله إِنَّ اُمِّي
افْتُلِتَتْ نَفْسُـهَا وَلَمْ تُوصِ وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ
اَفَلَهَا اَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم, 1672 )
Dari 'Aisyah-radhiyallahu 'anha, "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Ibu saya meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga jika ia dapat berwasiat, tentu ia akan berwasiat untuk bersedekah. Apakah ia akan mendapat pahala jika saya bersedekah atas namanya? "Nabi SAW menjawab, "Ya"." (HR. Muslim, 1672)
Dengan sangat jelas hadits di atas menyatakan bahwa pahala yang
dikirimkan ke mayyit akan sampai. Namun, wahabi yang sok nyunah ternyata tidak
mau menerima penjelasan Rosululloh SAW tersebut kemudian menukil (kalo
tidak boleh dikatakan copi paste) keterangan Ibn Katsir dalam tafsirnya. Namun,
ada kalimat yang disensor oleh wahabi sehingga mengesankan bahwa pahala yang
dikirimkan kepada mayyit tidak sah. Berikut hasil copasan wahabi:
Yasmin Al Madhi Ibnu
Katsir dalam Tafsir al-Quran al-’Adzim menjelaskan (ketika menafsirkan ayat 39
dari surat an-Najm):
أيْ كَمَا لاَ يُحْمَلُ عَلَيْهِ وِزْرُ غَيْرِهِ؛ كَذَلِكَ لاَ يَحْصُلُ مِنَ اْلأجْرِ إِلاَّ مَا كَسَبَ هُوَ لِنَفْسِهِ. وَمِنْ هَذِهِ اْلآيَةِ الْكَرِيْمَةِ اسْتَنْبَطَ الشَّافِعِيُّ (رَحِمَهُ اللهُ) وَمَنِ اتَّبَعَهُ, أنَّ الْقِرَاءَةَ لاَ يَصِلُ إهْدَاءُ ثَوَابِهَا إِلَى الْمَوْتَى لأَِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَمَلِهِمْ وَلاَ كَسْبِهِمْ. وَلِهَذَا لَمْ يَنْدُبْ إلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ SAW أُمَّتَهُ وَلاَ حَثَّهُمْ عَلَيْهِ وَلاَ أرْشَدَهُمْ إلَيْهِ بِنَصٍّ وَلاَ إيْمَاءٍ, وَلَمْ يُنْقَلْ ذَلِكَ عَنْ أحَدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ y, وَلَوْكَانَ خَيْرًا لَسَبُقُوْنَا إلَيْهِ. وَبَابُ الْقُرُبَاتِ يُقْتَصَرُ فِيْهِ عَلَى النُّصُوْصِ وَلاَ يُتَصَرَّفُ فِيْهِ بأَنْوَاعِ اْلأقْيِسَةِ وَاْلآرَاءِ.
“Yakni, sebagaimana dosa
seseorang tidak akan menimpa orang lain, demikian juga manusia tidak dapat
memperoleh pahala melainkan dari hasil amalnya sendiri. Dan dari ayat yang
mulia ini, Imam asy-Syafi’i rahimahullah dan ulama-ulama yang mengikutinya,
mengambil kesimpulan bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit)
tidak akan sampai , karena bukan dari hasil usahanya sendiri.
Oleh karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan umatnya
untuk mengamalkan (pengiriman pahala bacaan), tidak pernah memberikan
bimbingan, baik dengan nash maupun dengan isyarat, dan tidak ada seorang
sahabat pun yang pernah mengamalkan perbuatan tersebut. Kalau amalan semacam
itu memang baik, tentu mereka telah mendahului kita dalam mengerjakannya.
Dan amalan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah SWT) hanya
terbatas dengan yang ada nash-nashnya (dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah)
saja, serta tidak boleh di’otak-atik’ dengan berbagai macam qiyas (analogi) dan
ra’yu (rasio)” [8].
Berikut Screen shotnya:
Kalimat yang disensor oleh wahabi adalah sebagai berikut:
فأما الدعاء والصدقة
فذاك مجمع علي وصولهما ومنصوص من الشارع عليهما
Artinya: “Adapun doa dan shodaqoh, maka hal itu telah disepakati
atas sampainya dan merupakan nas dari syari’at atas keduanya.”
Berikut screen teks kitabnya:
![]() | |
|
6 comments:
Kunjungan pertamaa .
ummm.... jadi kesimpulan saudara tentang mengirim bacaan2 kepada arwah gimana?
admin,yg menyensor kata2 tsb siapa? ulama wahabi atau org awam?
yg coment ni niatnya mengkritisi n tdk mau menjadi subyektif atau emang o on ya..??
Yahh begitulah Orang2 wahabi yg nyeleneh....bisanya cuma copy paste doank....ketauan belange
emang wahabi kacamata kuda
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini