Suatu
hari seorang wahabi menuduh madzhab asy’ari menafikan sifat Alloh. Setelah saya
cek ternyata tuduhan itu tidak benar. Akan tetapi wahabi masih bersihkeras
melontarkan tuduhannya itu. Maka tidak ada jalan lain kecuali mengajak mereka berdialog.
Pertama-tama saya ajak mereka dialog secara langsung face to face. Akan tetapi
mereka menolak dengan alasan takut di hajar.
Saya
terima alasan itu. Maka selanjutnya saya ajak mereka untuk berdialog lewat
telpon. Namun mereka menolaknya. Dengan alasan bahwa ini tidak mungkin.
Sebenarnya saya heran, mengapa berdialog lewat telpon tidak mungkin? Bukankah
ini meruapakan cara yang sangat gampang? Wahabi tinggal ngasih nomor HP nya
kemudian saya hubungi. Kan beres. Alasan mereka tidak mau memberikan nomor HP
adalah karena mereka takut di terror. Maka saya pastikan kepada mereka bahwa
nomor HP nya akan saya rahasiakan. Namun mereka tidak percaya.
Setelah
ajakan dialog secara langsung dan via telpon ditolak, maka selanjutnya saya
mengadakan dialog di face book. Di FB saya jelaskan bahwa madzhab Asy’ari tidak
menolak sifat-sifat Alloh. Akan tetapi wahabi masih tidak percaya.
Mereka
masih menuduh bahwa madzhab Asy’ari menolak sifat-sifat Alloh. Bukti yang
mereka ajukan adalah bahwasanya Madzhab Asy’ari menolak sifat istawa Alloh. Padahal
madzhab Asy’ari tidak pernah menolak sifat istawa Alloh. Hanya saja, mereka
tidak mau menggunakan makna literal untuk memaknai istawa. Melainkan mereka
menggunakan ta’wil. Berikut ini adalah dialog antara saya dan wahabi.
Dani Iskadar: qosim@ salah
satu bukti aqidah aswaja menolak sifat2 ALLAH mereka mengatakan ALLAH ADA TANPA
TEMPAT atau dengan kata lain ALLAH TIDAK DI MANA-MANA. padahal begitu jelas
ALLAH berfirman ARROHMAAN 'ALAL 'ARSY ISTAWA.
Qosim Ibn Aly All: alhamdulillah ada satu wahabi yang muncul. Dani Iskadar Adapun ayat yg nt sebutkan, aswaja tidak menolaknya. Silahkan anda sebutkan nama ulama aswaja yg menolak sifat itu. Jangan lupa refrensinya
Dani Iskadar; qosim@ al afw
ana tidak tau, tapi yang ana katakan betul tidak bahwa aswaja meyakini. ALLAH
ADATANPA TEMPAT atau dengan kata lain ALLAH TIDAK DI MANA-MANA. Bukankah ini
suatu penolakan.
Qosim Ibn Aly; iya. Alloh
ada tanpa tempat. sebab sebelum Alloh menciptakan tempat, Alloh sudah ada. ini
menunjukan bahwa Alloh ada tanpa tempat. Namun bukan berarti Alloh tidak ada
dimana2. Ada yang salah? Salahnya dimana?
Dani Iskadar; salahnya
menyelisihi ucapan ALLAH dan Rosul-Nya.
Qosim Ibn Aly Dani Iskadar:
ucapan mana yg diselisihi? bukankah kami tidak menolak sifat istawa? bukankah
aswaja hanya berpendapat bahwa istawanya Alloh itu bukan duduk kayak orang
nongkrong. Kalo emng itu menyalahi Alloh dan Rosulnya, silahkan anda
tunjukan kapan Alloh dan Rosulnya pernah bilang bahwa istawa artinya duduk di
atas Arsy. Monggo mas Dhani...
Dani Iskadar; ana tanya
mendengar, ilmu, hidup, melihat, semua itu sifat makhluq bukan ? Apakah
mensifati dengan sifat itu kafir ? Atau ente semua tidak mensiFati ALLAH dengan
sifat2 itu ?
Qosim Ibn Aly; semua itu sifat Alloh. Hanya saja ilmunya Alloh dan sifat2 Nya yg lain tidak seperti mahluk. Nah duduk kan menyerupakan Alloh dengan mahluk. Masak Alloh duduk/ nongkrong di arsy? Berarti Alloh butuh tempat dong... (tempat duduk- red )
Dani Iskadar; qosim@ mendengar
adalah sifat ALLAH juga sifat pada makhluq kenapa ente mensifatkan itu pada
ALLAH ? Apakah ini berarti tasybih bil makhluq ?
Qosim Ibn Aly; sebab Al-Quran
bilang begitu. Namun Al quran juga bilang bahwa Alloh Laisa Kamitslihi Syai.
Tidak ada yg serupa dengan Alloh. Maka Mafhumnya, Sifat Ilmu Alloh dan sifat2
yg lain tidak sama dengan mahluknya.
Pertanyaan saya:
Jika Istawa di maknai duduk, berarti Alloh butuh tempat duduk. Sekarang tolong tunjukan kepada saya dalil bahwa Alloh butuh tempat duduk... monggo mas dani
Pertanyaan saya:
Jika Istawa di maknai duduk, berarti Alloh butuh tempat duduk. Sekarang tolong tunjukan kepada saya dalil bahwa Alloh butuh tempat duduk... monggo mas dani
Dani Iskadar; siapa yang mengartikan
istiwa dengan duduk. Dan siapa yang mengatakan ALLAH butuh tempat duduk. Istiwa
istiqror, ALLAH berada di atas 'arsy-Nya dan hanya ALLAH. yang mengetahui
kaifiyah-Nya.
Qosim Ibn Aly Mas Dani Iskadar: Kata anda Istiwa adalah istiqror. Tanggapan saya: Istiqror itu bahasa arab. Artinya menetap. Kalo istawa anda maknai sebagai istiqror berarti Alloh butuh tempat istiqror. Pertanyaan saya masih sama dengan yg di atas, tolong tunjukan kepada saya dalil bahwa Alloh butuh tempat untuk istiqror.. monggo mas dani.
Berikut ini bukti screen shotnya:
![]() |
Jika kurang jelas, silahkan klik gambar. Qosim Ibn Aly |
Intinya
alasan wahabi menuduh madzhab asy’ari menolak sifat Alloh adalah karena madzhab
asy’ari menolak sifat istawa. Padahal tidak demikian. Madzhab asy’ari sama sekali
tidak menolak sifat Alloh. Sampai disini dapat kita fahami bahwa wahabi dan asy’ari
sama-sama menerima sifat istawa Alloh. Perbedaannya adalah dalam hal memahami
istawa itu. Menurut wahabi istawa bermakna istiqror. Kunjungi link berikut https://www.facebook.com/qosimibn.aly/posts/455681901173041?notif_t=like
Mari kita kaji masalah
ini. Thoha:
5
الرحمن
علي العرش استوى
Menurut
wahabi استوى bermakna استقر . Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah menetap.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa menurut wahabi Alloh menetap di atas Arsy.
Tetapi
kepahaman seperti itu bertentangan dengan surat Al-Baqoroh: 115,
ولله
المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله
Artinya:
“Kepunyaan Alloh lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Alloh.”
Ayat
ini memberi kepahaman bahwa Alloh ada dimana-mana. Dengan demikian Alloh tidak
menetap di suatu tempat. Jika kata istawa dalam surat Thoha: 5 diartikan secara
bahasa yaitu istiqror (menetap) maka bertentangan dengan al-baqoroh: 155 yang
menunjukan bahwa Alloh ada dimana-mana, atau dengan kata lain Alloh tidak
menetap pada suatu tempat. Oleh karena dalam Al-Qur’an mustahil terjadi
pertentangan, maka tidak ada jalan keluar kecuali memahmi Thoha: 5 dengan tidak
melihat makna literalnya. Dalam madzhab Asy’ari, ini disebut ta’wil.
Menurut
madzhab Asy’ari, istawa bermakna istaula, menguasai. Imamal-Lughawiy Abu al Qasim
al-Husain ibn Muhammad yang lebih dikenal dengan sebutan ar-Raghib al-Ashbahani
(w 502 H), berkata: "Kata Istawâ, jikadijadikan Fi'il Muta'addî (kata
kerja yang membutuhkan objek) dengan ditambahkan "'Alâ" maka maknanya
tertentu hanya dalam pengertian manguasai, seperti dalam firman Allah:
"ar-Rahmân 'Alâ al-'ArsyIstawâ" (QS. Thaha: 5)". (al-Mufradât
FîGharîb al-Qur'ân, h. 251).
Selainar-Raghib
al-Ashbahani masih panjang daftar nama pakar bahasa lainnya yang telah
mengungkapkan pemaknaan Istawâ dengan Istawlâ, di antaranya; al-Lughawiy Ahmad
ibn Muhammad ibn Ali al-Fayyumi (w 770 H) dalam kitab kamus al-Mishbâh
al-Munîr, al-Lughawiy Abu Ishaq az-Zajjaj (w 311 H) dalam Ma'ânî al-Qur'ân,
al-Lughawiy Abu al-Qasimaz-Zajjaji (w 340 H) dalam kitab Isytiqâq Asmâ' Allâh,
al-Lughawiy Ibn Manzhur (w 711 H) dalam Lisân al-'Arab, Imam al-Lughawiy
al-Hâfizh Muhammad Murtadla az-Zabidi (1205 H) dalam Ithâf as-Sâdahal-Muttaqîn
dan lainnya.
Dapat
dipahami bahwa menurut wahabi, Alloh istawa (menetap) di atas Arsy. Sedangkan menurut
Madzhab Asy’ari, Alloh istawa (menguasai) atas Arsy. Jadi dalam pandangan
wahabi Alloh memiliki tempat. Sedangkan menurut madzhab Asy’ari, Alloh tidak memiliki
tempat. Mari kita lihat pendapat ulama salaf dari golongan sahabat Nabi hingga
tabit tabiin.
1.
Imam
Aly KW.
Beliau
adalah salah satu sahabat Nabi SAW. Kata beliau Alloh ada tanpa tempat.
كان الله ولا مكان وهو الأن علي ما عليه كان
(Al-Farqu Bainalfiroq, hlm 333)
2.
Imam
Zainal Abidin, Ali Bin Husain
Beliau
adalah seorang tabi’in. Kata beliau Alloh tidak berada di suatu tempat.
أنت الله الذي لا يحويك مكان
(Ittihafussadah AL-Muttaqin, juz 4 hlm 380)
3.
Imam
Ja’far Shodiq
Menurut
beliau orang yang mengatakan Alloh berada di atas sesuatu maka dia kafir.
من زعم أن الله في شيء أو من شيء أو علي شيء فقد كفر
(Risalah Qusyairiyah, hlm 6)
Dalam
kitab Kafa Taqriban Lil Umah Bismissalaf dinukilkan pendapat imam 4 madzhab
bahwa menurut mereka, Alloh ada tanpa tempat. Di sini saya hanya akan
menukilkan ucapan Imam Syafi’i. Kata beliau:
إنه تعالى كان ولا مكان
(Kafa
Taqriban Lil Umah Bismis Salaf, hlm 61-65)
Sebenarnya
masih banyak pendapat ulama-ulama salaf yang menyatakan bahwa Alloh tidak
memiliki tempat. Namun cukuplah pendapat-pendapat di atas sebagai bukti bahwa
pendapat madzhab Asy’ari telah sesuai dengan pendapat ulama salaf bahwasanya
ALLOH TIDAK MEMILIKI TEMPAT.
Perhatikan ucapan Dani Iskadar; "siapa yang mengartikan istiwa dengan duduk. Dan siapa yang mengatakan ALLAH butuh tempat duduk. Istiwa istiqror, ALLAH berada di atas 'arsy-Nya dan hanya ALLAH. yang mengetahui kaifiyah-Nya.
Ucapan ini menunjukan bahwa wahabi memaknai istawa dengan istiqror (Menetap). Pertanyaannya: Siapa ulama salaf yang berpendapat bahwa istawa bermakna istiqror? Jawab Wahai Wahabiyun !!!
8 comments:
ya barang kali setelah ada dialog gak bertengkar lagi. cos segalanya telah jelas.
Ini bukan bertengkar MAS....tapi ber dialoq MAS
aku suka ,, dengan berdialog akan memperjelas mana sebenarnya yang benar. heee.........
Apakah Allah dan RasulNya mengatakan Allah ada tanap tempat atau Allah tidak dimana mana ? Lupa ya bhw Allah Maha Ghoib !! kok berani beraninya berkata spt itu ttg Allah ? Ttg hakekat sebenarnya dari ayat2 mutasyabbih hanay Allah Yang Maha Mengetahui jangan Sok tau pula , mentakwil ( merobah arti asal ) pula, Sok tau kali yee..
Apakah Allah dan RasulNya mengatakan Allah ada tanap tempat atau Allah tidak dimana mana ?
===================
saya tidak mengatakan bahwa Alloh ada tanpa tempat itu di ambil dari alquran dan hadits. Pernyataan itu di ambil dari ucapan Sayyidina Ali,
sebenarnya dari ayat2 mutasyabbih hanay Allah Yang Maha Mengetahui jangan Sok tau pula , mentakwil ( merobah arti asal ) pula, Sok tau kali yee..
===============
Saya sudah mnjelaskan hal itu namun wahabinya tetep ngeyel dan menyatakan bhw makna istiwa adalah istiqror. jd saran saya, wahabi jangan sok tau yeeee :D
Alhamdulillah.Saya kagum dengan kamu Qosim Ibnu Aly.Perjuangkan Akidah Islam! Khalaf yang sama seperti Salaf.Wahabi hanya bertopengkan salaf.Teruskan perjuangan.
Semoga ALLAH BERSAMA KITA.
Tidak Ilmiyah, katanya aswaja, tapi pendapat ulama yang dipakai oleh antum malah ulama syi'ah
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini