Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Wednesday, April 3, 2013

Qul Hadzihi Sabily (Seputar Tasawuf)


Pada artikel berjudul Mafahim Yang Harus Di Luruskan kita telah membongkar kebohongan wahabi atas madzhab Asy’ari. Kesimpulannya wahabi membuat statemen yang dibangun atas hayalan dan tebak-tebakan kemudian mereka mengklaim bahwa madzhab asy’ari adalah aliran bid’ah dan sesat. Oleh karena klaim tersebut tidak terbukti kebenarannya berarti mereka telah melakukan kebohongan public. Dengan kata lain wahabi telah menfitnah madzhab Asy’ari yang dianut oleh mayoritas umat islam di dunia hususnya di Indonesia. Baca selengkapnya di http://goleksurgo.blogspot.com/2013/03/mafahim-yang-harus-di-luruskan_6034.html 

Jika wahabi benar-benar mencari kebenaran, seharusnya mereka meminta maaf kepada para pengikut asy’ari yang selama ini mereka sebut sebagai aliran bid’ah dan sesat. Namun ironisnya bukannya minta maaf, wahabi malah mencari celah untuk menyudutkan para pengikut asy’ari dengan mengalihkan persoalan pada masalah tasawuf. Jangankan minta maaf, mengakui kesalahannya saja wahabi tidak mau. Padahal telah tampak jelas kebenaran di depan mata mereka bahwa asy’ari bukan madzhab bid’ah apalagi sesat. Sebab asy’ari telah mengikuti Al-Qur’an dan Hadits.

Usaha wahabi menyudutkan para pengikut asy’ari dengan mengalihkan persoalan pada masalah tasawuf, sebenarnya menunjukan bahwa wahabi tidak tahu apa-apa soal madzhab asy’ari dan tasawuf. Mereka mengira bahwa keduanya sama. Padahal keduanya merupakan dua bidang yang berbeda.

Dalam mengomentari ahli tasawuf, wahabi menyebut mereka tak jauh beda dengan menyebut madzhab asy’ari, yaitu aliran bid’ah dan sesat. Untuk mensukseskan klaim ini, wahabi melakukan berbagai cara termasuk memelintir ucapan Imam Syafi’I. Mereka berbohong atas nama Imam Syafi’I dan menuduh bahwa Imam Syafi’I menilai ahli tasawuf sebagai orang bodoh. Berikut ucapan Imam Syafi’I yang diplintir maknanya oleh wahabi:
فقيها و صوفيا فكن وليس واحدا * فإنى وحق الله إيك أنصح
فذلك قاس لم يذق قلبه تقى * وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح؟

Jadilah engkau sebagai faqih (Ahli fiqih) dan sufi tidak menjadi satu* sesungguhnya hak Alloh dan aku memberi nasehat padamu. Maka fiqih tanpa sufi adalah orang yang keras dan hatinya tidak merasakan ketakwaan sementara sufi tanpa fiqih adalah kebodohan. Bagaimana orang bodoh dapat diperbaiki?( Diwan Syafi’I . hlm 44)

Dengan berdasarkan bait diatas wahabi menfitnah Imam Syafi’I menyebut ahli tasawuf sebagai orang bodoh. Padahal bait dari diwan Syafi’I jelas menasehati kita agar menjadi ahli fiqih dan tasawuf. Hal ini dapat dilihat pada kalimat فقيها و صوفيا فكن. Lafazh Faqihan merupakan khobar kana yang didahulukan. Lafazh shufiyan di athofkan pada lafzh faqihan menggunakan wawu yang faidahnya adalah li ithlaqil jam’i. Jadi kedua lafazh itu (faqih dan sufi) adalah merupakan khobar kana.

Dapat dipahami bahwa Imam Syafi’I menyuruh kita untuk menjadi ahli fiqih yang tasawuf. Sebab ahli fiqih tanpa tasawuf hatinya akan keras dan hatinya tidak akan merasakan ketakwaan. Hal ini dapat kita lihat pada kalimat فذلك قاس لم يذق قلبه تقى. Sementara tasawuf tanpa fiqih adalah kebodohan. Hal ini dapat kita lihat pada kalimat وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح.

Menurut Imam Malik tasawuf tanpa fiqih adalah zindiq sedangkan fiqih tanpa tasawuf adalah munafiq. dan yang benar adalah orang yang mengumpulkan antara fiqih dan tasawuf. Kata Imam Malik:
من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق ومن جمع بينهما فقد تحقق
Barang siapa belajar tasawuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq. Barang siapa belajar fiqih tanpa tasawuf berarti ia munafiq. Dan barang siapa mengumpulkan tasawuf dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar. (Iqozhul Himam. Hlm 6).

Abu Qosim Al-Junaidi berkata: “Sufi adalah masuk ke dalam setiap ahlak yang indah dan keluar dari setiap ahlak yang rendah.” (Iqozhul Himam. Hlm 4)

Saya kira tiga ucapan tiga ulama salaf di atas telah lebih dari cukup untuk membela ahli sufi yang terus di fitnah oleh wahabi. Sekaligus membuktikan bahwa wahabi memang pembohong dan ahli fitnah. Wallohu a’lam.

Identitas Penulis:
Nama: Qosim Ibn Aly
TTL : Pringsewu, 3-9-1986
Alamat Dulu: Jatirenggo, Pringsewu, Lampung.
Alamat Sekarang: Ma’had Darut Tauhid, Kedungsari, Purworejo, Jawatengah Po. BOX 211.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates