Pada
artikel berjudul “Mafahim Yang Harus Di Luruskan” kita telah membongkar
kebohongan wahabi atas madzhab Asy’ari. Kesimpulannya wahabi membuat statemen
yang dibangun atas hayalan dan tebak-tebakan kemudian mereka mengklaim bahwa madzhab
asy’ari adalah aliran bid’ah dan sesat. Oleh karena klaim tersebut tidak
terbukti kebenarannya berarti mereka telah melakukan kebohongan public. Dengan
kata lain wahabi telah menfitnah madzhab Asy’ari yang dianut oleh mayoritas
umat islam di dunia hususnya di Indonesia. Baca selengkapnya di http://goleksurgo.blogspot.com/2013/03/mafahim-yang-harus-di-luruskan_6034.html
Jika
wahabi benar-benar mencari kebenaran, seharusnya mereka meminta maaf kepada
para pengikut asy’ari yang selama ini mereka sebut sebagai aliran bid’ah dan
sesat. Namun ironisnya bukannya minta maaf, wahabi malah mencari celah untuk
menyudutkan para pengikut asy’ari dengan mengalihkan persoalan pada masalah
tasawuf. Jangankan minta maaf, mengakui kesalahannya saja wahabi tidak mau.
Padahal telah tampak jelas kebenaran di depan mata mereka bahwa asy’ari bukan
madzhab bid’ah apalagi sesat. Sebab asy’ari telah mengikuti Al-Qur’an dan
Hadits.
Usaha
wahabi menyudutkan para pengikut asy’ari dengan mengalihkan persoalan pada masalah
tasawuf, sebenarnya menunjukan bahwa wahabi tidak tahu apa-apa soal madzhab
asy’ari dan tasawuf. Mereka mengira bahwa keduanya sama. Padahal keduanya
merupakan dua bidang yang berbeda.
Dalam
mengomentari ahli tasawuf, wahabi menyebut mereka tak jauh beda dengan menyebut
madzhab asy’ari, yaitu aliran bid’ah dan sesat. Untuk mensukseskan klaim ini, wahabi
melakukan berbagai cara termasuk memelintir ucapan Imam Syafi’I. Mereka
berbohong atas nama Imam Syafi’I dan menuduh bahwa Imam Syafi’I menilai ahli
tasawuf sebagai orang bodoh. Berikut ucapan Imam Syafi’I yang diplintir
maknanya oleh wahabi:
فقيها و صوفيا فكن وليس واحدا * فإنى وحق الله إيك أنصح
فذلك قاس لم يذق قلبه تقى * وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح؟
Jadilah engkau
sebagai faqih (Ahli fiqih) dan sufi tidak menjadi satu* sesungguhnya hak Alloh
dan aku memberi nasehat padamu. Maka fiqih tanpa sufi adalah orang yang keras
dan hatinya tidak merasakan ketakwaan sementara sufi tanpa fiqih adalah
kebodohan. Bagaimana orang bodoh dapat diperbaiki?( Diwan Syafi’I . hlm 44)
Dengan berdasarkan
bait diatas wahabi menfitnah Imam Syafi’I menyebut ahli tasawuf sebagai orang
bodoh. Padahal bait dari diwan Syafi’I jelas menasehati kita agar menjadi ahli
fiqih dan tasawuf. Hal ini dapat dilihat pada kalimat فقيها
و صوفيا فكن. Lafazh Faqihan
merupakan khobar kana yang didahulukan. Lafazh shufiyan di athofkan pada lafzh
faqihan menggunakan wawu yang faidahnya adalah li ithlaqil jam’i. Jadi kedua
lafazh itu (faqih dan sufi) adalah merupakan khobar kana.
Dapat dipahami
bahwa Imam Syafi’I menyuruh kita untuk menjadi ahli fiqih yang tasawuf. Sebab ahli
fiqih tanpa tasawuf hatinya akan keras dan hatinya tidak akan merasakan
ketakwaan. Hal ini dapat kita lihat pada kalimat فذلك
قاس لم يذق قلبه تقى. Sementara
tasawuf tanpa fiqih adalah kebodohan. Hal ini dapat kita lihat pada kalimat وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح.
Menurut Imam
Malik tasawuf tanpa fiqih adalah zindiq sedangkan fiqih tanpa tasawuf adalah
munafiq. dan yang benar adalah orang yang mengumpulkan antara fiqih dan
tasawuf. Kata Imam Malik:
من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق
ومن جمع بينهما فقد تحقق
Barang siapa
belajar tasawuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq. Barang siapa belajar
fiqih tanpa tasawuf berarti ia munafiq. Dan barang siapa mengumpulkan tasawuf
dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar. (Iqozhul Himam. Hlm 6).
Abu Qosim
Al-Junaidi berkata: “Sufi adalah masuk ke dalam setiap ahlak yang indah dan
keluar dari setiap ahlak yang rendah.” (Iqozhul Himam. Hlm 4)
Saya kira tiga
ucapan tiga ulama salaf di atas telah lebih dari cukup untuk membela ahli sufi
yang terus di fitnah oleh wahabi. Sekaligus membuktikan bahwa wahabi memang
pembohong dan ahli fitnah. Wallohu a’lam.
Identitas Penulis:
Nama: Qosim
Ibn Aly
TTL :
Pringsewu, 3-9-1986
Alamat Dulu:
Jatirenggo, Pringsewu, Lampung.
Alamat
Sekarang: Ma’had Darut Tauhid, Kedungsari, Purworejo, Jawatengah Po. BOX 211.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini