Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, April 9, 2013

Qul Hadzihi Sabily 6 (Seputar Kholwah Sufi)


Seperti saat mengomentari wirid, Jabir Al-Jazairi mengakui bahwa wirid yang diamalkan oleh sufi ada yang disyari’atkan dan ada yang tidak. Menurutnya wirid dengan membaca lafazh Alloh, Huwa dan Hayyu adalah merupakan wirid yang bathil dan bid’ah. Al-Hamdulillah kita telah membuktikan bahwa lafazh-lafazh itu tidak batil dan bid’ah. Sebaliknya wirid-wirid itu diambil dari Al-Qur’an sebagaimana yang kita jelaskan dalam artikel Qul Hadzihi Sabily V (Seputar Wirid Tasawuf)

Dalam mengomentari kholwah, al-jazairi secara tidak langsung juga menyetujui bahwa kholwah sufi ada yang disyari’atkan. Ia menukil dalil-dalil yang diajukan oleh sufi dengan tanpa memberikan komentar. Ini menunjukan bahwa ia setuju. Al-hamdulillah. Akan tetapi tetap saja dia mencari celah untuk membid’ahkan dan menyesatkan sufi. Ada beberapa hal yang menurutnya tidak syar’I seperti pelaksanaan kholwah ditempat yang gelap dan jauh dari manusia, selama berkholwah harus diam, tidak boleh memikirkan apapun termasuk memikirkan makna-makna al-Qur’an.

Kholwah –teks arabnya خلوة – artinya tempat yang sepi. Ia berasal dari fi’il خلا . Masdarnya adalah خلوا dan خلاء.  Jika dikatakan خلا الرجل maka sama maknanya dengan انفرد في مكان . Artinya seorang laki-laki menyendiri.1 Setiap hal yang menunjukan makna meninggalkan disebut تخلية .2

Dapat dipahami bahwa kholwah itu tidak hanya dilakukan oleh sufi. Siapapun orangnya pasti pernah berkholwah. Saya yakin anda pernah menyendiri. Bohong jika orang wahabi mengatakan tidak pernah menyendiri. Ketika kita menyendiri maka ini disebut kholwah. Tidak perduli apapun yang kita lakukan dan apapun yang menyebabkan kita menyendiri.

Jabir Al-Jazairi mengatakan bahwa kholwah ditempat yang gelap dan jauh dari keramaian adalah termasuk bid’ah. Ini adalah pernyataan tolol yang seharusnya tidak dilontarkan oleh seorang ustad lebih-lebih ulama. Sebab Kholwah artinya adalah tempat yang sepi. Kemudian kata kholwah digunakan untuk menyebut orang yang berada ditempat sepi yang dalam ilmu ushul fiqh ini disebut majas naql.3 Seperti kata الغائط yang artinya adalah tempat yang digunakan untuk membuang kotoran manusia. Kemudian kata tersebut digunakan untuk menyebut kotoran manusia. Bagaimana bisa lughot arab disebut bid’ah?

Menurut Al-Jazair bersikap diam saat berkholwah dilarang oleh Nabi SAW. Katanya: “Selama kholwah, senantiasa diam, padahal yang semacam ini telah dilarang oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam berdasar hadits  tentang peristiwa Abu Israil. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam melihat seorang lelaki berdiri dibawah terik matahari, kemudian Beliau menanyakan kepada para Sahabat,” Sedang apa ini ?” Para Sahabat menjawab,” Abu Israil tengah melaksanakan nadzar. Ia (abu Israil) akan berdiri dibawah terik matahari (berjemur) dan tidak mau berteduh, tidak mau berbicara, serta berpuasa.” Maka Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam memerintahkan padanya untuk duduk, berteduh, berbicara  dan tetap (menyempurnakan) puasanya.

Tanggapan:
Kebohongan macam apa lagi yang anda sebarkan wahai jabir! Hadits yang anda sebutkan itu sama sekali tidak membicarakan masalah kholwah. Hadits itu membicarakan masalah nadzar. Rosululloh melarang Abu Israil bernadzar berdiri dibawah terik matahari dan tidak mau berteduh serta tidak mau berbicara dengan orang lain. Sedangkan kholwah yang dilakukan oleh sufi adalah menyendiri untuk berdzikir. Apa hubungannya hadits itu dengan kholwah?

Diam yang dilakukan oleh sufi saat berkholwah tidak seperti diamnya seseorang yang tidak mau berbicara dengan orang lain sebagaimana yang terjadi pada Abu Israil. Diamnya sufi adalah karena ia sibuk dengan dzikirnya. Kholwah adalah menyendiri. Jadi saat itu tidak ada orang lain untuk diajak bicara. Oleh karena itu saat berkholwah mereka diam. Apakah anda akan berbicara ketika anda sendirian? jawab wahai wahabiyun!!

Kemudian Jabir Al-Jazairi berkata: Seorang murid tidak boleh memikirkan apapun ketika berkhalwah, baik memikirkan makna ayat Al Qur’an atau Sunnah, sebab yang demikian bisa mengganggu wirid haqiqi yang memerlukan dzikir dan khalwah. Ini adalah persyaratan yang rusak dan bathil karena syariat Islam tidak menetapkannya.

Tanggapan:
Memang saat berkholwah tidak boleh memikirkan apapun tentang masalah dunia. Saat itu harus berusaha husyu’ hanya mengingat Alloh. Saya tidak tahu siapa yang melarang mereka memikirkan makna-makna Al-Qur’an dan Hadits. Jika anda tahu, silahkan tunjukan kepada saya!

Justru pada saat itu mereka dianjurkan untuk merenungkan kebesaran ciptaan Alloh sebagaimana yang disinggung dalam surat Ali Imron: 191
الذين يذكرون الله قيما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang berdzikir kepada Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (serta berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari siksa neraka.”

Saat berkholwah orang-orang sufi berdzikir. Mereka berusaha tidak memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia agar bisa khusyu’ mengingat Alloh dan memikirkan kebesaran ciptaan Alloh.4 Apakah yang seperti itu kalian sebut bid’ah dan bathil? Jawab wahai wahabiyun!!!



Refrensi:
1.      Kamus Munawir, hlm 366
2.      Mu’jam Mufrodati Al-fazhil Quran, hlm 178
3.      Al-Qowa’idul Asasiyah Fi Ushulil Fiqh, hlm 20
4.      Qul Hadzihi Sabily, hlm 119. Karya Sayyid Muhammad Bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates