Seperti
saat mengomentari wirid, Jabir Al-Jazairi mengakui bahwa wirid yang diamalkan
oleh sufi ada yang disyari’atkan dan ada yang tidak. Menurutnya wirid dengan
membaca lafazh Alloh, Huwa dan Hayyu adalah merupakan wirid yang bathil dan
bid’ah. Al-Hamdulillah kita telah membuktikan bahwa lafazh-lafazh itu tidak
batil dan bid’ah. Sebaliknya wirid-wirid itu diambil dari Al-Qur’an sebagaimana
yang kita jelaskan dalam artikel Qul Hadzihi Sabily V (Seputar Wirid Tasawuf)
Dalam
mengomentari kholwah, al-jazairi secara tidak langsung juga menyetujui bahwa
kholwah sufi ada yang disyari’atkan. Ia menukil dalil-dalil yang diajukan oleh
sufi dengan tanpa memberikan komentar. Ini menunjukan bahwa ia setuju.
Al-hamdulillah. Akan tetapi tetap saja dia mencari celah untuk membid’ahkan dan
menyesatkan sufi. Ada beberapa hal yang menurutnya tidak syar’I seperti
pelaksanaan kholwah ditempat yang gelap dan jauh dari manusia, selama
berkholwah harus diam, tidak boleh memikirkan apapun termasuk memikirkan
makna-makna al-Qur’an.
Kholwah
–teks arabnya خلوة – artinya tempat yang sepi. Ia berasal dari
fi’il خلا . Masdarnya adalah خلوا dan خلاء.
Jika dikatakan خلا الرجل maka sama maknanya dengan انفرد في
مكان . Artinya seorang
laki-laki menyendiri.1 Setiap hal yang menunjukan makna meninggalkan
disebut تخلية .2
Dapat
dipahami bahwa kholwah itu tidak hanya dilakukan oleh sufi. Siapapun orangnya
pasti pernah berkholwah. Saya yakin anda pernah menyendiri. Bohong jika orang
wahabi mengatakan tidak pernah menyendiri. Ketika kita menyendiri maka ini
disebut kholwah. Tidak perduli apapun yang kita lakukan dan apapun yang
menyebabkan kita menyendiri.
Jabir
Al-Jazairi mengatakan bahwa kholwah ditempat yang gelap dan jauh dari keramaian
adalah termasuk bid’ah. Ini adalah pernyataan tolol yang seharusnya tidak
dilontarkan oleh seorang ustad lebih-lebih ulama. Sebab Kholwah artinya adalah tempat
yang sepi. Kemudian kata kholwah digunakan untuk menyebut orang yang berada
ditempat sepi yang dalam ilmu ushul fiqh ini disebut majas naql.3 Seperti
kata الغائط
yang artinya adalah tempat yang digunakan untuk membuang kotoran manusia.
Kemudian kata tersebut digunakan untuk menyebut kotoran manusia. Bagaimana bisa
lughot arab disebut bid’ah?
Menurut
Al-Jazair bersikap diam saat berkholwah dilarang oleh Nabi SAW. Katanya: “Selama
kholwah, senantiasa diam, padahal yang semacam ini telah dilarang oleh
Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam berdasar hadits tentang peristiwa
Abu Israil. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa Rosululloh
Sholallahu Alaihi Wassalam melihat seorang lelaki berdiri dibawah terik
matahari, kemudian Beliau menanyakan kepada para Sahabat,” Sedang apa ini ?”
Para Sahabat menjawab,” Abu Israil tengah melaksanakan nadzar. Ia (abu Israil)
akan berdiri dibawah terik matahari (berjemur) dan tidak mau berteduh, tidak
mau berbicara, serta berpuasa.” Maka Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam
memerintahkan padanya untuk duduk, berteduh, berbicara dan tetap
(menyempurnakan) puasanya.
Tanggapan:
Kebohongan
macam apa lagi yang anda sebarkan wahai jabir! Hadits yang anda sebutkan itu
sama sekali tidak membicarakan masalah kholwah. Hadits itu membicarakan masalah
nadzar. Rosululloh melarang Abu Israil bernadzar berdiri dibawah terik matahari
dan tidak mau berteduh serta tidak mau berbicara dengan orang lain. Sedangkan
kholwah yang dilakukan oleh sufi adalah menyendiri untuk berdzikir. Apa
hubungannya hadits itu dengan kholwah?
Diam yang
dilakukan oleh sufi saat berkholwah tidak seperti diamnya seseorang yang tidak
mau berbicara dengan orang lain sebagaimana yang terjadi pada Abu Israil.
Diamnya sufi adalah karena ia sibuk dengan dzikirnya. Kholwah adalah
menyendiri. Jadi saat itu tidak ada orang lain untuk diajak bicara. Oleh karena
itu saat berkholwah mereka diam. Apakah anda akan berbicara ketika anda
sendirian? jawab wahai wahabiyun!!
Kemudian Jabir
Al-Jazairi berkata: Seorang murid tidak boleh memikirkan apapun ketika
berkhalwah, baik memikirkan makna ayat Al Qur’an atau Sunnah, sebab yang
demikian bisa mengganggu wirid haqiqi yang memerlukan dzikir dan khalwah. Ini
adalah persyaratan yang rusak dan bathil karena syariat Islam tidak
menetapkannya.
Tanggapan:
Memang saat berkholwah tidak boleh memikirkan
apapun tentang masalah dunia. Saat itu harus berusaha husyu’ hanya mengingat
Alloh. Saya tidak tahu siapa yang melarang mereka memikirkan makna-makna
Al-Qur’an dan Hadits. Jika anda tahu, silahkan tunjukan kepada saya!
Justru pada saat itu mereka dianjurkan untuk
merenungkan kebesaran ciptaan Alloh sebagaimana yang disinggung dalam surat Ali
Imron: 191
الذين
يذكرون الله قيما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما
خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang
berdzikir kepada Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (serta berkata) : “Ya
Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka jagalah kami dari siksa neraka.”
Saat berkholwah orang-orang sufi berdzikir.
Mereka berusaha tidak memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia agar
bisa khusyu’ mengingat Alloh dan memikirkan kebesaran ciptaan Alloh.4
Apakah yang seperti itu kalian sebut bid’ah dan bathil? Jawab wahai
wahabiyun!!!
Refrensi:
1. Kamus Munawir, hlm 366
2.
Mu’jam
Mufrodati Al-fazhil Quran, hlm 178
3. Al-Qowa’idul Asasiyah Fi Ushulil
Fiqh, hlm 20
4. Qul Hadzihi Sabily, hlm 119. Karya
Sayyid Muhammad Bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani
0 comments:
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini