Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, April 16, 2013

Bacaan Qunut


Assalamu alaikum. Mau tanya, kebanyakan di jawa kalo pas doa qunut pas bacaan fainnaka taqdhi walaa yuqho, imamnya membaca dg lirih . Apa ada refrensinya?

Jawab:
Wa ‘alaikum salam.
Sebelum saya menjawab pertanyaan, ada baiknya jika terlebih dahulu kita pahami masalah qunut. Semua ulama sepakat bahwa qunut hukumnya sunah. perbedaannya hanya pada waktu dan letak qunut. Dalam madzhab Syafi’I qunut ada dua macam. Qunut dalam sholat shubuh dan qunut nazilah (qunut sebab ada bencana). Sementara letak pembacaan qunut adalah setelah I’tidal sebelum ruku’.

Subtansi doa qunut adalah doa, tsana’ (pujian) dan sholawat. Yang dimaksud doa disini adalah bacaan Allohummadini sampai lafazh wa qiny syarro ma qodhoit. Yang dimaksud tsana’ (pujian) adalah lafazh Fa innaka taqdhi samapai lafazh wa atubu ilaik. Yang dimaksud sholawat adalah bacaan setelah wa atubu ilaik hingga selesai.

Dalam pelaksanaan qunut juga ada kesunahan lain, yakni membaca keras dalam sholat jahriyah (seperti dalam sholat maghrib, isya’ dan shubuh) dan membaca lirih dalam sholat siriyah (seperti dalam sholat zhuhur dan ashar). Dapat dipahami bahwa membaca qunut secara keras hukumnya sunah. Maka jika di baca lirih tidaklah mengapa.

Ketika membahas masalah tsana (pujian) dalam qunut, Syekh Sa’id bin Muhammad dalam kitab Busyo Karim mengatakan: disunahkan bagi ma’mum untuk membaca tsana’ (pujian) bersama imam. Jadi ketika Imam membaca Fa innaka taqdhi, ma’mum disunahkan untuk membacanya juga.

Bagi orang yang mengerti bahasa arab, maka ia bisa membedakan antara doa dan tsana’. Sehingga ketika imam membaca tsana’, ia akan mengikuti bacaan itu dengan lirih. Namun masalahnya bagaimana dengan orang yang tidak mengerti bahasa arab yang tidak bisa membedakan anatar do’a dan tsana?

Untuk mengatasi masalah ini, Kyai jawa tempo dulu membaca tsana’ dengan lirih. Tujuannya agar ma’mum tahu bahwa saat itu imam sedang membaca tsana’. Dengan begitu ma’mum bisa membaca tsana’ bersama imam. Maka ia mendapatkan kesuhan lain dalam qunut. Apakah ini ada refrensinya?
Sebatas pengetahuan saya, hal itu tidak ada refrensinya. Namun menurut saya, ini merupakan solusi cerdas dari Kyai jawa agar ma’mum bisa mendapatkan kesunahan membaca tsana’ bersama Imam. Kemudian solusi ini diikuti oleh generasi selanjutnya.  Wallohu a’lam.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates