Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Monday, April 15, 2013

Mafahim Yang Harus Di Luruskan V (Seputar Ta'wil: Jawaban Untuk Ustad Wahabi, Firanda)


Telah sama-sama kita ketahui bahwa Firanda dan wahabi pada umumnya sangat anti dengan ta’wil. Jika Ibn Taimiyah dan Al-albani menyebut ta’wil sebagai tahrif atau distorsi maka Firanda menyebut ta’wil sebagai penyimpangan zhohir hadits. Ketika mengomentari ta’wil yang dilakukan oleh Ibn Faurok, Firanda berkata: “Oleh karenanya mayoritas hadits-hadits yang menetapkan sifat-sifat Allah menurut akal Ibnu Faurok tidak bisa diterima dzohirnya karena menunjukkan tasybiih, karenanya iapun mentakwil/menyimpangkan dzohir hadits-hadits tersebut.”

Pada artikel yang lalu kita telah jelaskan bahwa mereka yang menolak ta’wil adalah aliran musyabihah yang menurut Ibn Burhan mereka adalah aliran bathil. Lihat penjelasannya pada artikel Mafahim Yang Harus Di Luruskan IV (Seputar Ucapan Ibn Faurok, Jawaban Untuk Ustad Wahabi: Firanda)

Dalam artikel itu kita juga jelaskan bahwa ta’wil merupakan metode yang diambil dari sahabat Nabi SAW dan ulama salaf sholih. Berikut kita nukilkan ta’wil-ta’wil yang mereka lakukan.

1.      Ibn Abbas Ra.

Banyak sekali riwayat dari Ibn Abbas Ra tentang ta’wil yang beliau lakukan terhadap ayat-ayat mutasyabihat, di antaranya adalah: lafazhكرسى  dalam Al-baqoroh: 225, dita’wil dengan Ilmunya Alloh.1 Lafazh أعين (beberapa mata) dalam Q.S. 11: 37 dita’wil dengan penglihatan Alloh.2 Lafazh وجاء ربك (Tuhanmu datang) dalam Q.S. 89:22 dita’wil dengan perintah dan kepastian Alloh.3

2.      Mujahid dan As-Suddi.
Dua ulama tafsir dari generasi tabi'in itu menta’wil lafazh جنب dalam 39:56 dengan Perintah Alloh.4

3.      Sufyan Ats-Tsauri dan Ibn Jarir.
Ibn Jarir menta’wil lafazh استوى dalam 2; 29 dengan memiliki dan menguasai. Sedangkan Sufyan Ats-Tsauri menta’wilnya dengan berkehendak menciptakan langit.5

4.      Imam Malik
Beliau menta’wil turunnya Tuhan pada tengah malam dalam sebauah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh dengan turunnya perintah Alloh, bukan Alloh bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau dari atas ke bawah.6

5.      Imam Ahmad Bin Hanbal.
Beliau menta’wilkan kedatangan Tuhan dalam 89: 22 dengan datangnya pahala dari Tuhan. Bukan datang dalam arti bergerak dan berpindah atau naik dan turun.7

Mereka adalah ulama-ulama salaf dari generasi sahabat, tabi’in dan tabit tabi’in dan mereka melakukan ta’wil. Firanda dan wahabi yang selalu ngaku sebagai pengikut salaf paling anti terhadap ta’wil. Lalu bagaimana mereka berani mengklaim sebagai salafiyiin?

Ketika Ibn Faurok mengikuti ulama salaf dengan melakukan ta’wil dituduh telah melakukan penyimpangan, maka ini merupakan sindirin Firanda terhadap ulama salaf bahwa mereka telah melakukan penyimpangan. Begitukan Firanda?

Jelas sudah bahwa Firanda telah mencela metode salaf yang melakukan ta’wil. Jika ia dan wahabi lainnya masih bersikukuh memosisikan diri dalam barisan aliran musyabihah yang anti ta’wil maka sekarang tolong jelaskan kepada saya arti kalimat يدالله dalam surat Al-Fath:10
ان الذين يبايعونك انما يبايعون الله يد الله فوق أيديهم
Jelaskan wahai Firanda!!!

Refrensi:
1.      Jami’ Bayan Fi Ta’wilil Qur’an, juz 5 hlm 399.
2.      Ma’alimut Tanzil, juz 4 hlm 173
3.      Madarikut Tanzil Wa Haqoiqut Ta’wil, juz 4 hlm 387
4.      Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Quran, juz 23 hlm 554.
5.      Ibid juz 21 hlm 314
6.      Siyarul A’lam An-Nubala’, juz 8 hlm 105
7.      Al-bidayah Wan Nihayah juz 10 hlm 361

0 comments:

Post a Comment

Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates