Anda
tahu bahwa wahabi tidak mau membagi bid’ah, sebab kullu bid’ah dholalah. Semua
bid’ah sesat. Kata “kullu” bersifat menyeluruh. Dengan demikian, bid’ah tidak
boleh dibagi. Begitu kata wahabi. Pernyataan tersebut sebenarnya merupakan
refleksi dari taqlid buta terhadap Utsaimin. Dalam kitab Al-Ibda’ Fi Kamalisy
Syar’I Wa khothoril Ibda’, dia berkata:
قوله (كل بدعة ضلالة) كلية عامة شاملة مسورة بأقوى أدوات
الشمول والعموم (كل) أفبعد هذه الكلية يصح أن نقسم البدعة إلي أقسام ثلاثة او إلي
أقسام خمسة؟ أبدا هذا لايصح . (محمد بن صالح العثيمن, الإبداع في كمال الشرع وخطر
الإبتداع ص 13 )
Artinya:
“Sabda Nabi (Semua bid’ah sesat) bersifat global, umum, menyeluruh dan
dipagari menggunakan perabot yang paling kuat yaitu “kullu” (seluruh). Apakah
setelah ketetapan menyeluruh ini, kita dibenarkan membagi bid’ah menjadi tiga
bagian, atau menjadi lima bagian? Selamanya, ini tidak akan pernah sah.
Keterangan
itu dinukil oleh Tim Bahtsul Masa’il PC NU Jember dalam buku “Membongkar
Kebohongan Buku “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat Dan Dzikir Syirik, hlm 81,
cet. IV 2008, yang diterbitkan oleh Khalista.” Buku tersebut ditulis untuk
menjawab buku yang ditulis oleh ustad wahabi, Mahrus Ali.
Setelah
wahabi melarang pembagian bid’ah, justru selanjutnya mereka sendiri yang
membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah dunia. Saya ingin menyusun
sebuah pertanyaan untuk wahabi agar mereka menanyakannya kepada diri mereka
sendiri. Pertanyaan itu saya sesuaikan dengan kemampuan wahabi. Jadi saya buat
pertanyaan seperti pertanyaan untuk anak SD kelas 1, sebagai berikut:
1.
Apakah
saya boleh membagi bid’ah?
a.
Boleh.
b.
Tidak
boleh.
2.
Jika
saya tidak boleh membagi bid’ah, maka bolehkah saya membagi bid’ah menjadi dua,
bid’ah agama dan bid’ah dunia?
a.
Boleh.
b.
Tidak
boleh.
3.
Jika
saya boleh membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah agama dan bid’ah dunia, maka
bolehkah saya membagi bid’ah menjadi dua?
a.
Boleh.
b.
Tidak
boleh.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan bertanya di kolom komentar di bawah ini